Senin, 28 Mei 2012

FF: I'll Never Forget You

Halo halo admin balik lagi, huahhhh akhirnya admin selesai buat FF. Udah 4 hari bertapa akhirnya terkabul juga impian admin bisa ngepost ni FF. Ini buatan admin sendiri looo, hihi. Jadi maklum kalo ada salah dan alurnya agak sedikit berantakan. Namanya juga pemula ^^

I’ll Never Forget You

Cast: Park Jung Soo, Do Mi Sol, Cho Kyuhyun
Genre: Romance
By: Berilin Abigail

                Gadis itu menggenggam erat kedua tangannya. Tangannya terasa dingin hingga buku-buku kukunya mulai merah jambu kebiruan. Matanya menatap kosong langit yang terang keabuan. Giginya sesekali menggigit bibir merahnya itu, rambut cokelatnya yang panjang berurai tertiup angin seakan melambai kepada setiap makhluk yang melihatnya. Kini tangannya mulai mendekat ke arah dadanya, mencoba menyentuh hatinya yang hampir lepas itu. Dan dia mulai memukul-mukul dadanya, rasanya dia ingin membuka dadanya dan mengambil hati itu darinya, tangannya mulai memukul lebih keras dalam tempo yang lebih cepat. Rasanya sakit sekali, sakit. Namun rasanya itu percuma saja, yang dia rasakan hanya rasa sakit itu malah bertambah. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan menggenggam tangannya kembali. Sekarang matanya menatap daun-daun merah kecoklatan yang sedang berlalu disapu angin. Tangannya semakin erat menggenggam, tak terasa air itu keluar lagi. Air mata yang selama ini dia tahan akhirnya tak kuat kuasa untuk mengalir bahkan air matanya mengalir semakin deras. Wanita bertubuh mungil itu menggigit bibirnya sekuat tenaga, berusaha untuk tidak lagi menangis tapi hasilnya nihil.
            Aku yakin dia pria yang baik, aku yakin dia tidak seperti itu, aku yakin Park Jung Soo mencintaiku. Gadis itu bergumam sambil terus menangis. Tak peduli seberapa banyak orang yang melihatnya menangis seperti orang gila.
            Ya Tuhan aku sangat mencintainya, aku sangat menyayanginya lebih dari diriku sendiri. Jung Soo, apa kau tahu aku sekarang sedang merana karena dirimu? Apa kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu? Ya, aku yakin kau sangat tahu dan sangat mengerti bagaimana keadaanku. Dan aku tahu perasaan yang tadi adalah dulu disaat kita tertawa sampai menangis, disaat aku terharu melihat kau sedang memeluk erat tubuh ini, disaat kau mencubit pipi bakpaoku dengan gemas. Sekarang, aku takkan pernah merasakan perasaan itu lagi Jung Soo. Do Mi Sol kau sangat bodoh karena mencintai lelaki itu.
            Mi Sol mulai menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Dia mulai mengingat kembali hal yang memiriskan hatinya itu.
            Sudah 9 bulan berlalu hubungan Mi Sol dan Jung Soo berjalan dan semuanya terasa baik-baik saja.  
            “Mi Sol, saranghaeyo.” Ucap lelaki berambut coklat mengacak-acak rambut Mi Sol dan terlihat senyumannya yang dihiasi lesung pipi itu sangat manis. Disaat itu juga matanya menatap Mi Sol dalam, selang beberapa detik Jung Soo mendaratkan bibirnya dibibir Mi Sol.
            “Nado saranghaeyo, Jung Soo.”

            Itulah hal terakhir yang diingat Mi Sol sambil memandang air tenang dihadapannya. Rasanya tak mungkin, rasanya sangat mengecewakan. Kini dia hanya bisa memegang dadanya dan menatap kosong air tenang itu.
            Tapi kenapa Jung Soo? Kau tiba-tiba menarik diri dariku. Seakan kau tidak pernah mengenalku, hatiku sakit Jung Soo sangat sakit, kau tahu? Kau meninggalkanku dengan bertumpuk pertanyaan dikepalaku, kau meninggalkanku karena hal sekecil itu? Aku bahkan tak habis pikir. Aku hanya seorang fangirl yang menyukai seorang idola Jung Soo. Aku yakin itu bukan masalahnya, pasti ada masalah yang lebih membuatmu membenciku. Tapi apa? Apa masalahnya?

**

            “Tidak, dia tidak baik-baik saja. Dia menangisimu tiap hari, dan bahkan aku tidak melihat dia makan apa tidak beberapa hari ini. Kau tahu? Pipi bakpaonya itu sudah mengempis sekarang. Matanya merah dan bengkak. Tiap hari dia hanya terduduk lemas walau elevise hidup tapi dia menatapnya dengan tatapan kosong. Jung Soo hyung, apa kau tidak khawatir padanya?” laki-laki itu duduk menghadap Jung Soo dengan tatapan serius, dan matanya berkata bahwa dia sangat mengkhawatirkan Mi Sol dan berharap begitu juga dengan Jung Soo.
            Jung Soo menghela nafas panjang dan dia mulai kelihatan bingung. “Aku tahu Kyu, aku tahu benar apa yang dia rasakan selama beberapa hari ini. Dia pasti tidak meminum susunya dan meminum vitaminnya itu.”
            “Hyung” kini Kyuhyun sudah tidak sabar lagi dengan hyungnya itu. “Kau ini kekasihnya, apa kau tega membiarkannya sendirian sakit disana?” kyuhyun menatap lurus hyungnya.
            “Aku bahkan lebih sakit darinya Kyu. Aku tidak kuat melihatnya seperti itu, aku tidak suka melihatnya menderita seperti itu karena aku.”
            “Lalu? Tunggu apa lagi hyung? Temui dirinya dan berikan dia senyuman seperti dulu lagi.”
            “Tidak, aku tidak bisa Kyu. Aku tidak ingin menemuinya, aku tidak ingin melihatnya begitu terluka saat melihatku.”
            Kyuhyun mendengus, dia bangkit dari kursinya, menarik kerah laki-laki yang dihadapannya itu.
            “Hyung! Kau ini sungguh babo! Mi Sol terluka karenamu hyung! Apa kau masih belum mengerti?!”
            Kini dada Jung Soo terasa sesak, tidak bisa bernafas. Dadanya terasa sakit bahkan lebih sakit dari sebelumnya. Mendengar hal ini dia hanya bisa pasrah walaupun dia ingin sekali berada didekat Mi Sol. Memeluknya erat, seerat-eratnya.
            Menangkap ekspresi Jung Soo tangannya mulai melemah Kyuhyun tidak sanggup menyakiti pria yang sangat dicintai Mi Sol.
            “Apa semua ini karena orangtuamu hyung? Aku sudah tahu semua yang terjadi padamu hyung.” Kyuhyun memperbaiki bibirnya itu berusaha mengucapkannya dengan lebih lembut.
            Kini mata Jung Soo menatap mata Kyuhyun lurus. “Benar Kyu, karena aku sangat mencintai appaku sangat mencintai eommaku. Aku bahkan rela mengorbankan semuanya demi mereka, bahkan Mi Sol…” Saat itu bibir Jung Soo tiba-tiba membeku ia tak ingin melanjutkan omongannya, ia tak ingin hatinya bertambah sakit.
            “Hyung aku pulang” kata Kyuhyun cepat dan meninggalkan hyungnya itu sendirian dengan perasaan kacau.

            Mendengar Kyuhyun berkata seperti itu, aku yakin dia kesal dan marah padaku. Seharusnya rencana pernikahan itu tidak pernah ada maka semuanya baik-baik saja. Tapi kenapa aku harus bertemu Mi Sol duluan? Kenapa aku menyukainya bahkan mencintainya? Disaat aku dan Mi Sol benar-benar mencintai, kenapa semuanya berakhir begini? Jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam aku merasa sangat bersalah pada Mi Sol. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Aku tidak ingin dia terluka tidak ingin dia tersiksa karena aku. Maafkan aku Mi Sol semua ini kau lalui tanpa aku. Naega.. naega jeongmal saranghaeyo.

**
            Mi Sol menyusuri tangga apartemennya dengan langkah berat. Ia sangat lelah hari ini, menangis tentu saja membuat orang merasa lelah. Rasanya sudah berapa ember menampung air matanya selama ini. Kepalanya pusing, mulutnya terasa berat untuk menyapa orang lain yang berlalu dihadapannya. Hari ini dia hanya ingin berbaring menghempas lelahnya. Kaki kecilnya melewati tembok berdinding biru tepat di sebelah kanannya. Tak terasa Mi Sol sampai di depan apartemennya dan ia menangkap sepasang kaki besar dihadapannya, ia mengangkat wajahnya dan memandang orang itu.
            “Kyuhyun, sedang apa kau disini?”
            “Aku sedang menunggumu, lihat aku bawa banyak sekali daging untuk makan malam kali ini. Kau belum makan kan?”
            “Belum, ayo masuk.” Kedua orang itupun memasuki ruangan berdinding putih, bersofa putih, bahkan hampir semua perabotan berwarna putih. Tak heran karena Jung Soo penyuka berat warna putih sampai Mi Sol rela membeli perabotan itu dan mengganti sofanya untuk membuat Jung Soo betah saat bermain ke rumahnya.
            “Aigoo, lihat dirimu. Kemana saja kau seharian? Mukamu pucat sekali Mi Sol. Untung aku datang kesini.”
            “Jeongmalyo? Kalau begitu aku mandi dulu, dan sekarang giliranmu memasak untukku.” Seulas senyum ada di wajah Mi Sol tapi Kyuhyun tahu senyuman wanita itu dipaksakan.
            “Baiklah, aku akan memasak malam ini. Lihat saja daging masakanku super lezat. Kau pasti akan ketagihan Mi Sol.”
            Mi Sol hanya mengangguk sambil tersenyum, ia segera berlalu ke kamarnya.

            “Ya! Apa yang kau lakukan? Cepat makan Mi Sol. Aku sudah susah payah membuat makan malam ini. Dan kau tega tidak menghabiskannya?” Kyuhyun sedikit memanyunkan bibirnya.
            “Mian Kyu, tapi aku sedang tidak berselera makan.”
            “Aisss, aku tidak mau tahu. Malam ini kau harus makan. Lihat pipimu sudah mulai mengempis, sangat tidak enak dipandang mata.”
           Mi Sol menyentuh pipinya perlahan. Dia baru sadar pipi bakpao yang sangat disukai Jung Soo tidak ada lagi. Dia ingat bagaimana Jung Soo sering mencubit pipinya dulu.
            Melihat raut muka Mi Sol, Kyuhyun baru sadar dia pasti teringat dengan Jung Soo.
            “Aaa~, baiklah Mi Sol. Jika kau makan malam kali ini, aku tidak akan memainkan PSPku selama sehari. Bagaimana?”
            Mi Sol menatap Kyuhyun dengan heran, lalu tanpa sadar tawanya mulai terdengar. Dia berpikir apakah bisa Kyuhyun tidak memainkan PSPnya selama sehari? Kyuhyun sangat mencintai PSPnya itu.
            “Baiklah aku akan makan Kyu. Tapi kau berjanji tidak akan memainkan PSPmu selama sehari.”
            “Iyaa, aku berjanji.” Kyuhyun yang mendengar tawanya kini merasa lega. Dia yakin ke depannya Mi Sol bisa tertawa seperti dulu.

**

            Bunyi gemericir air dari kran dapur menemani Jung Soo duduk dalam keheningan malam sambil memandang kota Seoul setengah hati. Pikirannya masih belum pulih benar, ia teringat perkataan Kyuhyun tadi. Ia takut dan khawatir dengan Mi Sol. Hatinya sekarang mungkin sedang ditusuk pisau, gumam Jung Soo. Apa aku harus menemuinya? Aku ingin sekali menemuinya. Melihat rambut panjangnya yang  coklat, senyumannya yang membuat hatiku berdegup kencang tanpa arah, aku rindu sekali dengan pipi bakpaonya itu. Aku ingin bersamanya, menemaninya. Tapi apa dayaku? Sekarang dia terluka karena aku. Aku tak mungkin membiarkannya melihatku dengan keadaan seperti itu. Mi Sol, aku rindu sekali padamu.
            Getar ponsel Jung Soo membuyarkan pikirannya.
            “Yobeoseyo? Ah appa. Wae?”
            “Jung Soo, kenapa kau belum berangkat ke London? Appa dan eomma sudah sangat merindukanmu. Dan sebentar lagi adalah pernikahanmu. Apa kau tidak ingin menemui gadis itu? Hye Na ingin sekali bertemu denganmu.”
            “Ah. Appa, biarkan aku sebentar lagi di Seoul. Aku ingin menikmati suasana disini sebelum pergi. Gadis itu, ya Hye Na bilang padanya tunggu sebentar lagi appa.”
            “Baiklah Jung Soo. Minggu depan kau harus sudah ada di London dan melaksanakan pernikahanmu.”
            “Arrasemnida appa.”
            Mi Sol, apa yang harus aku lakukan? Aku belum siap meninggalkanmu.
Kini hati Jung Soo bercampur aduk, ia belum siap meninggalkan Korea dan meninggalkan wanita itu, Mi Sol.

**

Beberapa hari berlalu, Mi Sol menjalankan harinya seperti biasa. Melatih anak-anak itu memainkan tuts-tuts piano dengan benar. Mengajarkan jari mereka bermain dengan baik sehingga bisa mengiringi lagu dengan baik. Entah mengapa ia teringat kembali dengan Jung Soo, dulu mereka sering bermain piano berdua dan bernyanyi bersama. Alangkah indahnya hari itu, bayang Mi Sol.
Hari ini dia pulang dengan hati yang sesak, padahal kemarin semuanya biasa saja. Entah mengapa hari ini dia teringat kembali pada Jung Soo.
Menyusuri jalan setapak kecil yang tertutup daun, angin yang sesekali berhembus kencang hingga rambut menerpa wajahnya. Dia merekatkan jaketnya berusaha membungkus dirinya dari angin musim gugur ini. Melihat betapa tenangnya air danau sepanjang perjalanannya. Hingga kakinya sampai di sebuah bangku tua menghadap danau. Dan dia baru sadar sekarang dia berada di taman tempat Jung Soo sering mengajaknya dulu. Dia ingat bagaimana Jung Soo menggandeng tangannya melewati jalan setapak tadi dan berhenti duduk di bangku ini sambil mengamati air danau yang tenang.
Mi Sol hanya tersenyum pahit mengingat semua itu. Ia duduk melamun memandangi danau dengan tatapan sendu.


Hari-hari Jung Soo sangat lelah. Ia sengaja menyibukkan dirinya agar tidak teringat pada Mi Sol. Hari ini dia menancap gasnya menuju suatu tempat yang sangat dia rindu. Mobilnya sampai pada sebuah taman, taman yang saat ini diwarnai dengan warna merah coklat juga terpaan angin, taman yang bisa menenangkan dirinya.
Jung Soo melangkah melewati jalan setapak sembari menikmati hembusan angin yang sedari tadi menggerogoti dirinya. Mi Sol kembali dalam bayangnya, gadis itu tidak bisa lepas dari benaknya meskipun dia sudah berusaha melupakan gadis itu. Mengingatnya, membuat Jung Soo merasa bahagia sekaligus sakit. Dia masih ingat bagaimana dia menyakiti gadis itu.
Jung Soo berhenti dan tersentak kaget. Ia melihat sesosok gadis duduk melamun di bangku yang biasa dia duduki bersama Mi Sol. Bayang-bayangnya mengatakan dia sangat mengenal gadis itu, ya gadis yang ia cintai.
Apakah itu Mi Sol? Do Mi Sol? Gumamnya. Atau aku hanya berhalusinasi karena sedang merindukannya? Setelah memperhatikannya lagi gadis itu memakai syal putih yang ujungnya berwarna biru gelap. Jung Soo pernah memberikannya saat ulang tahun Mi Sol. Benar itu adalah Mi Sol. Apa aku harus pergi?
Jung Soo membalikkan tubuhnya bermaksud kembali pulang. Namun kakinya tidak sanggup berjalan, dia kembali membalikkan tubuhnya.
Tidak, aku akan bertemu dengannya untuk terakhir kali. Kali ni aku akan menemaninya.


Mi Sol kembali menghela nafas panjang, kali ini dia yakin dia sudah melakukan ini berulang kali. Pikirannya tak lepas dari Park Jung Soo, pria itu bagai lensa kontak. Jika lensa kontaknya hilang dia tak bisa melihat dunia dengan jelas. Begitulah dengan Mi Sol, gadis itu sangat membutuhkan pria yang membuatnya sakit.
Angin musim ini sungguh dingin, lehernya terasa membeku. Dia kembali merekatkan syal yang kendor itu. Tangannya menggenggam lembut ujung syal, dia ingat barang ini adalah hadiah ulang tahun dari Park Jung Soo. Oh my, semua ini membuatnya semakin rindu pada Park Jung Soo.

Rasanya ada seseorang yang menghampiriku. Aku menoleh dan melihatnya. Park Jung Soo? Aku mengedipkan mata beberapa kali, dan benar itu adalah Park Jung Soo.
Mata Mi Sol mulai menunjukkan ekspresi sendu setengah mati. Matanya mulai berkaca-kaca. Sebentar lagi dia akan menangis.
 Tidak, aku tidak akan menangis dihadapannya. Aku tidak mau dia melihatku menangis, tahan air matamu Do Mi Sol. Tapi rasa sesak apa ini? Jantungku tiba-tiba tidak bisa berdetak. Hanya dengan melihatnya saja aku sudah seperti ini. Benar-benar sesak.

Mereka hanya saling berpandangan, saling menatap tanpa berbicara.
“Annyeong Mi Sol.”
“A.. Annyeong.”
“Bolehkah aku duduk?”
“O.. O silahkan saja.”

Selama beberapa menit mereka hening tanpa bicara. Mi Sol tidak sanggup untuk membuka mulut, dia masih kalut dengan perasaannya setelah bertemu Jung Soo. Akhirnya suara Jung Soo memecah keheningan.
“Apakah kau merindukanku?” Tanya Jung Soo menatap lurus pohon yang ada diseberang danau. Dia tidak berani melihat wajah Mi Sol saat ini.
Sekarang yang ada dibenak Mi Sol adalah pertanyaan bodoh macam apa itu? Mulutnya hanya mengatup membisu, kata ‘ya, aku sangat sangat sangat merindukanmu’ tidak bisa dia ucapkan. Dia hanya menunduk menutup wajahnya supaya air mata yang dia keluarkan tidak terlihat Jung Soo.
“Lusa aku akan pergi ke London dan mungkin tidak akan kembali lagi ke Korea. Aku akan menikah disana.”
Tanpa sadar dia mengangkat wajahnya dan menatap Jung Soo. Apa? Apa yang dia katakan barusan? Menikah? Apa aku salah dengar? Tidak, ini tidak mungkin. Kini jantung Mi Sol serasa berhenti. Darahnya mungkin sudah tidak mengalir lagi. Dadanya tercekat tidak bisa bernafas.   
“Me.. menikah katamu?”
“Geude, orang tuaku yang menjodohkanku. Aku tidak tahu menahu tentang hal ini. Dan saat itu kita sudah saling berhubungan. Maafkan aku Mi Sol, aku meninggalkanmu bukan karena kau seorang fangirl yang sangat tergila-gila pada idolamu. Aku tidak merasa kau mengacuhkanku. Kau selalu disisiku, menemaniku. Aku tidak kekanak-kanakan  seperti itu Mi Sol.”
“Ya aku tahu Jung Soo.” Kata Mi Sol sambil meremas lututnya
“Iya, kau sudah tahu tentu saja kau sudah mengenalku. Kau tahu Mi Sol? Aku sangat mencintai orang tuaku. Mereka dengan susah payah membesarkanku yang sama sekali bukan anak kandung mereka. Ya, aku hanya anak buangan yang dititipkan di panti asuhan. Dan disanalah aku bertemu mereka berdua. Sejak saat itu aku ingin sekali berbakti pada mereka.”

Hatiku benar-benar sakit Park Jung Soo. Aku tidak kuat mendengar semua ini. Jung Soo ambillah hatiku ini, aku sudah benar-benar tidak kuat. Kenapa aku harus bertemu denganmu? Kenapa aku harus mengenalmu? Kenapa aku harus mencintaimu? Saat ini biarkan aku tenggelam ke danau itu, air danau itu pasti dingin. Kalau aku tenggelam maka hati ini akan dingin dan kemudian hilang dengan tenang.
Aku melihat Jung Soo bangkit dan mendekat ke arahku, akupun bangkit. Dia mengambil tanganku dan menaruhnya di dadanya. Park Jung Soo apa yang kau lakukan?
“Mi Sol, bisakah kau merasakan degupan jantungku? Rasanya seperti ini tiap kali bertemu denganmu.”
Kini tangisanku mulai pecah dan menutupnya dengan tanganku yang lain. Ya Jung Soo, aku juga merasakan hal yang sama denganmu, sama persis. Kini tanganku dilepas dan dia menarikku dalam tubuhnya. Aroma tubuh Jung Soo ini yang aku rindukan. Kembali dalam dekapan tubuhnya ini yang aku rindukan. Membelai kepalaku ini yang aku rindukan. Hangatnya yang kami rasakan ini yang aku rindukan. Ini sungguh menyenangkan.
“Mi Sol, jangan pernah lupakan aku. Jangan pernah keluarkan aku dari hatimu. Karena sesungguhnya aku tidak pernah melupakanmu. Mungkin tubuh ini akan pergi dan akan dimiliki orang lain. Tapi ingatlah Mi Sol, hati ini akan selalu mengenangmu.” Kata Jung Soo lirih dan berbisik lembut di telingaku.
Air mataku semakin kencang mengalir dan tak terkendali. Kini aku baru menyadari aku sangat mencintainya, membutuhkan pria ini dihidupku.
“Baiklah Park Jung Soo. Aku tidak akan pernah melupakanmu, aku akan terus mengenangmu. Aku akan hidup bahagia demi dirimu. Dan kau akan hidup bahagia demi aku, janji?”
“Ne, aku berjanji.”

Dia melepaskanku, tentu saja aku tidak rela. Rasanya aku ingin memeluknya lebih lama lagi. Aku ingin bersamanya lebih lama lagi.


Aku melepasnya, tanganku terasa berat saat aku melapasnya. Aku ingin lebih lama lagi bersamanya, ya lebih lama lagi. Mi Sol aku sangat mencintaimu, untuk sesaat aku menyentuh wajahnya dan menyentuh pipi bakpaonya yang sudah mengempis itu. Dia melepaskan syalnya dan melingkarkannya di leherku. Mi Sol aku benar-benar lemah berada didekatmu, aku sudah jatuh terlalu dalam Mi Sol.  
“Ini, aku memberikannya untukmu supaya bisa mengenangku. Mengenang akan kita berdua.”
Senyumnya yang dihiasi air mata itu sungguh membuatku mati rasa. Air mataku juga keluar begitu saja, lalu kutarik lagi dia dalam pelukanku. Rasanya begitu hangat, aku memeluk seerat-eratnya. Dan aku mendengar isak tangis di telingaku. Oh Tuhan apa kami harus berpisah seperti ini?  



Dia kembali memelukku, kali ini lebih erat dan lebih hangat. Aku menangis dan terus menangis. Aku sudah tidak sanggup Jung Soo. Apa aku harus melepasmu? Aku benar-benar tidak sanggup.
Dia melepas pelukannya dan mundur beberapa langkah membungkuk untuk mengucapkan selamat tinggal. Dia.. akan pergi.
Kini dia mulai menjauh dariku dan mulai menghilang dibalik pepohonan yang menggugurkan daunnya seperti gugurnya diriku. Aku hanya bisa terduduk lemas dan mengisak menangis.

**

Sudah sebulan berlalu yang terjadi saat ini adalah aku baik-baik saja…

“Waaaa!!!”
“Hati-hati Mi Sol, disini sangat ramai. Untung aku memegangmu.” Kyuhyun memegang lenganku yang seharusnya aku jatuh tertabrak orang.
“Ah, gomawo Kyuhyun. Lebih baik kita cepat-cepat ke rumahmu.”
“Ah ne, saljunya semakin tebal.”

“Kyu, mau aku taruh dimana barang-barang ini?” sambil memandang ruangan dan memilih tempat yang cocok.
“Hmm, sini-sini biar aku saja yang taruh.” Merampas barang-barang dari tangan Mi Sol.
Mi Sol duduk dikursi meja makan, dia tersenyum dan berpikir kenapa dapur Kyu bersih sekali? Apa dia sudah punya yeojachingu? Hihihi.
Terdengar suara pingpong dari laptop Kyu pertanda ada e-mail masuk.
“Kyu! Ada e-mail masuk!” setelah beberapa lama Kyuhyun juga tidak menyahut, mungkin sedang mandi pikir Mi Sol.
Dia melihat sekilas pengirimnya dan matanya terbelalak saat membaca nama pengirim itu,
To: Cho Kyuhyun
From: Park Jung Soo

Kyu, jaga Mi Sol baik-baik. Hyung percaya padamu. Jangan biarkan dia tidak minum susu dan vitaminnya itu. Oh iya, tiap hari Minggu kau harus mengantarnya ke gereja, jangan lupa kau juga harus pergi ke gereja. Setelah memikirkannya baik-baik hyung akan melepaskannya untukmu Kyu. Karena hanya kau yang pantas untuknya. Disini hyung sudah bahagia, ternyata Hyena dari segi wajah dan tingkah lakunya mirip sekali dengan Mi Sol.
Bahagiakan dia Kyu, jangan buat dia kecewa seperti yang dilakukan hyung dulu. Dan bilang padanya hyung akan terus mengingatnya, mengingat kenangan itu di dalam hati.


Apa ini? Apa maksudnya ini? Jung Soo selama ini sering bertukar e-mail dengan Kyuhyun. Mi Sol membaca semua e-mail dari Jung Soo untuk Kyu. Selama ini Jung Soo selalu menanyakan dirinya, kabarnya bagaimana dan apa saja yang Mi Sol lakukan. Kini air matanya tumpah begitu saja, dia hanya bisa menunduk dan menangis. Bercampur bahagia dan sakit itu yang dia rasakan. Sepertinya celananya sudah basah karena air matanya.
“Mi Sol..” ucap pria itu dengan nada lembut.
Mi Sol hanya bisa terisak menangis ia tak bisa berkata apa-apa lagi.
“Mianheyo..”
“Gwenchana, aku baik-baik saja Kyu. Kau tenang saja.” Mi Sol membersihkan air mata dengan punggung tangannya dan mulai melirik laptop Kyu.
“Dia.. ternyata..”
“Geude, dia selalu menanyakanmu. Dia bertanya apa kau minum susu dan vitamin, bertanya bagaimana kabar anak yang kalian ajar waktu itu, bertanya apa kau masih merindukannya.”
Kini air mata Mi Sol meluncur lagi dari pelipisnya, dia tidak kuat mendengar ucapan Kyuhyun. Hatinya tersobek-sobek lagi.
“Dia sudah memikirkan akan melepasmu untukku Mi Sol, dan mungkin e-mail itu sudah kau baca.”
Kyuhyun duduk tepat didepan Mi Sol dan menggapai tangan Mi Sol, menggemggamnya lembut. Kyuhyun memandang mata Mi Sol.
Saat ini Mi Sol kaget dengan apa yang dilakukan Kyuhyun, dia mulai mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun. Dia bingung..
“Maafkan aku Mi Sol, tapi Hyung yang memintaku hal ini. Dia tidak mau membuatmu terus hidup dalam bayang-bayangnya. Dia mau kau hidup bahagia. Dan dia sudah memilihku untuk mendampingimu, membuatmu bahagia. Jadi bisakah kau mulai memandangku seorang sekarang?”

Apa ini? Park Jung Soo kenapa kau lakukan ini? Apa yang harus aku perbuat sekarang? Aku masih kalut dengan perasaanku ini karenamu dan sekarang dengan cepat kau suruh aku mengganti yang lain?

“Mungkin ini terlalu cepat bagimu Mi Sol, aku juga tidak memaksamu untuk bisa memandangku seorang sekarang. Mungkin kau butuh waktu.”

Matanya, matanya tidak berbohong atau menunjukkan tanda-tanda evil seperti biasa. Artinya dia serius dan tatapan itu seperti tatapan Jung Soo padaku saat sedang bersama. Kyuhyun menyukaiku. Yaa dia menyukaiku. Aku tidak bisa hidup dalam bayang-bayang Jung Soo sepenuhnya dan menutup hati dan diriku pada yang lain. Apa sekarang aku harus memandang Kyu seorang? Aku bingung.

**

Ahh seharusnya aku tidak berkata seperti itu pada Mi Sol. Dia pasti menganggapku pria yang seenaknya saja mengungkapkan isi hati. 2 hari yang lalu dia pergi begitu saja. Aku coba meneleponnya tapi tidak diangkat, aku mengirimnya email tapi tidak dibalas. Sekarang aku jadi takut. Cho Kyuhyun apa yang harus kau perbuat sekarang?

**

Mi Sol memandang cangkir merah berisi teh hangat dengan wajah linglung. Dia masih bingung dan dia merasa bersalah meninggalkan Kyuhyun sendirian disana. Seharusnya ia tak melakukan itu. Tapi dia bingung dan masih takut untuk menerima pria lain di hatinya. Apa aku harus mengangkatnya? Nada dering ponsel Mi Sol bordering lagi. Kyuhyun sudah berjuta kali meneleponku tapi aku takut mengangkatnya. Aku masih belum siap Kyu.
Bulan sudah terlihat. Mi Sol sampai sekarang masih memutar-mutar cangkirnya. Sepertinya ia sedang berpikir keras dalam hal ini. Dan pada akhirnya jarinya berhenti untuk memutar cangkirnya yang kesekian kali, lalu mengambil jaket dan sepatunya. Dia membuka dengan keras pintu rumahnya dan segera berlari menuruni tangga, dia berlari dengan sekuat tenaga tidak peduli dia telah menabrak orang sampai terjatuh lalu meneriakinya. Dia tetap berlari dan berlari dan akhirnya dia sampai di depan gedung apartemen orang itu.
Kyuhyun terduduk lemas dengan handuk yang tergantung dilehernya. Mandi mungkin membuatnya sedikit lebih segar, dia masih memikirkan keadaan Mi Sol, dia sangat khawatir padanya. Kyuhyun kembali menghela nafas panjangnya. Dan lamunannya dihentikan dengan bunyi bel pintu apartemennya. Siapa yang datang jam segini?
“Mi.. Mi Sol, sedang apa malam-malam begini?”
“Kyu, aku akan memandangmu seorang. Aku akan berusaha membuka hatiku untukmu dan memberimu kesempatan.”
Kyuhyun setengah terperanjat dengan apa yang Mi Sol katakan 5 detik lalu. Tapi dia cepat-cepat sadar karena melihat Mi Sol yang tidak berjaket lengkap dan melihatnya mengembuskan nafasnya berkali-kali.
“Sebaiknya kau masuk dulu, kau kedinginan.”
Dan kini Kyuhyun terperanjat lagi, tangannya disentuh tangan yang menggigil itu dan menggenggamnya.
“Mi Sol.. kau..”
Kyuhyun menariknya ke dalam pelukan, mendekam gadis itu didekapnya. Mi Sol sangat membutuhkan kehangatan, dan inilah yang Kyuhyun berikan padanya. Kehangatan itu mulai menjalar lagi ke dalam hati Mi Sol. Hati Mi Sol yang dahulu beku, kini sudah mencair kembali berkat Kyuhyun.   


Yaa, aku akan mencobanya. Mencoba memandang pria ini sama seperti dulu aku memandang Park Jung Soo. Aku akan coba membuka hatiku ini untuknya. Jung Soo, aku bersyukur karena sempat memilikimu. Gomawo Jung Soo.
“Mi Sol, gomawoyo. Aku sangat bahagia.” Saat itu matanya berbinar dan dia sangat bahagia.
Aku akan mencobanya Cho Kyuhyun.
Aku tersenyum manis menatapnya. Sekarang aku akan memandangmu Kyuhyun.
Tanpa sadar tanganku ditariknya dan dia mengecup punggung tanganku lembut. Hangat sekali, kehangatannya sudah menjalar ketubuhku seketika itu juga tubuhku hangat. Dan rasanya sangat nyaman.


THE END

Mian kalo jelek chingudeul hehe ^^
Semoga kalian menikmati ^^

Jumat, 25 Mei 2012

Heechul si Pria Cantik

haloo chinguuu *teriak pake toa*
apa kabar nih chingu? hehe, maaf yaw admin lama nongolnya. Soalnya sibuk kondangan sama bang Eeteuk ke acaranya Anang Ashanty hehehe.

Nah chingudeul udah pada tau nih kalau di member SJ yang paling cantik itu Heechul. Nih admin kasih pictnya yaw. Oppa cantikkkkk bangettt ^^



 




Gimana chingu? Cantik kan? Admin aja kalah hehehe

Cr: @SMentSalahGaul