Halo halo admin balik lagi, huahhhh akhirnya admin selesai buat FF. Udah 4 hari bertapa akhirnya terkabul juga impian admin bisa ngepost ni FF. Ini buatan admin sendiri looo, hihi. Jadi maklum kalo ada salah dan alurnya agak sedikit berantakan. Namanya juga pemula ^^
I’ll Never Forget You
Cast: Park Jung Soo, Do Mi Sol, Cho Kyuhyun
Genre: Romance
By: Berilin Abigail
Gadis itu menggenggam erat kedua
tangannya. Tangannya terasa dingin hingga buku-buku kukunya mulai merah jambu
kebiruan. Matanya menatap kosong langit yang terang keabuan. Giginya sesekali
menggigit bibir merahnya itu, rambut cokelatnya yang panjang berurai tertiup
angin seakan melambai kepada setiap makhluk yang melihatnya. Kini tangannya
mulai mendekat ke arah dadanya, mencoba menyentuh hatinya yang hampir lepas
itu. Dan dia mulai memukul-mukul dadanya, rasanya dia ingin membuka dadanya dan
mengambil hati itu darinya, tangannya mulai memukul lebih keras dalam tempo
yang lebih cepat. Rasanya sakit sekali, sakit. Namun rasanya itu percuma saja,
yang dia rasakan hanya rasa sakit itu malah bertambah. Akhirnya dia memutuskan
untuk berhenti dan menggenggam tangannya kembali. Sekarang matanya menatap
daun-daun merah kecoklatan yang sedang berlalu disapu angin. Tangannya semakin
erat menggenggam, tak terasa air itu keluar lagi. Air mata yang selama ini dia
tahan akhirnya tak kuat kuasa untuk mengalir bahkan air matanya mengalir
semakin deras. Wanita bertubuh mungil itu menggigit bibirnya sekuat tenaga,
berusaha untuk tidak lagi menangis tapi hasilnya nihil.
Aku yakin dia pria yang baik, aku
yakin dia tidak seperti itu, aku yakin Park Jung Soo mencintaiku. Gadis itu
bergumam sambil terus menangis. Tak peduli seberapa banyak orang yang
melihatnya menangis seperti orang gila.
Ya Tuhan aku sangat mencintainya,
aku sangat menyayanginya lebih dari diriku sendiri. Jung Soo, apa kau tahu aku
sekarang sedang merana karena dirimu? Apa kau tahu bahwa aku sangat
mencintaimu? Ya, aku yakin kau sangat tahu dan sangat mengerti bagaimana
keadaanku. Dan aku tahu perasaan yang tadi adalah dulu disaat kita tertawa
sampai menangis, disaat aku terharu melihat kau sedang memeluk erat tubuh ini,
disaat kau mencubit pipi bakpaoku dengan gemas. Sekarang, aku takkan pernah
merasakan perasaan itu lagi Jung Soo. Do Mi Sol kau sangat bodoh karena
mencintai lelaki itu.
Mi Sol mulai menghapus air matanya
dengan punggung tangannya. Dia mulai mengingat kembali hal yang memiriskan
hatinya itu.
Sudah
9 bulan berlalu hubungan Mi Sol dan Jung Soo berjalan dan semuanya terasa
baik-baik saja.
“Mi
Sol, saranghaeyo.” Ucap lelaki berambut coklat mengacak-acak rambut Mi Sol dan
terlihat senyumannya yang dihiasi lesung pipi itu sangat manis. Disaat itu juga
matanya menatap Mi Sol dalam, selang beberapa detik Jung Soo mendaratkan
bibirnya dibibir Mi Sol.
“Nado
saranghaeyo, Jung Soo.”
Itulah
hal terakhir yang diingat Mi Sol sambil memandang air tenang dihadapannya. Rasanya
tak mungkin, rasanya sangat mengecewakan. Kini dia hanya bisa memegang dadanya
dan menatap kosong air tenang itu.
Tapi
kenapa Jung Soo? Kau tiba-tiba menarik diri dariku. Seakan kau tidak pernah
mengenalku, hatiku sakit Jung Soo sangat sakit, kau tahu? Kau meninggalkanku
dengan bertumpuk pertanyaan dikepalaku, kau meninggalkanku karena hal sekecil
itu? Aku bahkan tak habis pikir. Aku hanya seorang fangirl yang menyukai
seorang idola Jung Soo. Aku yakin itu bukan masalahnya, pasti ada masalah yang
lebih membuatmu membenciku. Tapi apa? Apa masalahnya?
**
“Tidak,
dia tidak baik-baik saja. Dia menangisimu tiap hari, dan bahkan aku tidak melihat
dia makan apa tidak beberapa hari ini. Kau tahu? Pipi bakpaonya itu sudah
mengempis sekarang. Matanya merah dan bengkak. Tiap hari dia hanya terduduk
lemas walau elevise hidup tapi dia menatapnya dengan tatapan kosong. Jung Soo
hyung, apa kau tidak khawatir padanya?” laki-laki itu duduk menghadap Jung Soo
dengan tatapan serius, dan matanya berkata bahwa dia sangat mengkhawatirkan Mi
Sol dan berharap begitu juga dengan Jung Soo.
Jung
Soo menghela nafas panjang dan dia mulai kelihatan bingung. “Aku tahu Kyu, aku
tahu benar apa yang dia rasakan selama beberapa hari ini. Dia pasti tidak
meminum susunya dan meminum vitaminnya itu.”
“Hyung”
kini Kyuhyun sudah tidak sabar lagi dengan hyungnya itu. “Kau ini kekasihnya,
apa kau tega membiarkannya sendirian sakit disana?” kyuhyun menatap lurus
hyungnya.
“Aku
bahkan lebih sakit darinya Kyu. Aku tidak kuat melihatnya seperti itu, aku
tidak suka melihatnya menderita seperti itu karena aku.”
“Lalu?
Tunggu apa lagi hyung? Temui dirinya dan berikan dia senyuman seperti dulu
lagi.”
“Tidak,
aku tidak bisa Kyu. Aku tidak ingin menemuinya, aku tidak ingin melihatnya
begitu terluka saat melihatku.”
Kyuhyun
mendengus, dia bangkit dari kursinya, menarik kerah laki-laki yang dihadapannya
itu.
“Hyung!
Kau ini sungguh babo! Mi Sol terluka karenamu hyung! Apa kau masih belum
mengerti?!”
Kini
dada Jung Soo terasa sesak, tidak bisa bernafas. Dadanya terasa sakit bahkan
lebih sakit dari sebelumnya. Mendengar hal ini dia hanya bisa pasrah walaupun
dia ingin sekali berada didekat Mi Sol. Memeluknya erat, seerat-eratnya.
Menangkap ekspresi Jung
Soo tangannya mulai melemah Kyuhyun tidak sanggup menyakiti pria yang sangat
dicintai Mi Sol.
“Apa
semua ini karena orangtuamu hyung? Aku sudah tahu semua yang terjadi padamu
hyung.” Kyuhyun memperbaiki bibirnya itu berusaha mengucapkannya dengan lebih
lembut.
Kini
mata Jung Soo menatap mata Kyuhyun lurus. “Benar Kyu, karena aku sangat
mencintai appaku sangat mencintai eommaku. Aku bahkan rela mengorbankan
semuanya demi mereka, bahkan Mi Sol…” Saat itu bibir Jung Soo tiba-tiba membeku
ia tak ingin melanjutkan omongannya, ia tak ingin hatinya bertambah sakit.
“Hyung
aku pulang” kata Kyuhyun cepat dan meninggalkan hyungnya itu sendirian dengan
perasaan kacau.
Mendengar
Kyuhyun berkata seperti itu, aku yakin dia kesal dan marah padaku. Seharusnya
rencana pernikahan itu tidak pernah ada maka semuanya baik-baik saja. Tapi
kenapa aku harus bertemu Mi Sol duluan? Kenapa aku menyukainya bahkan
mencintainya? Disaat aku dan Mi Sol benar-benar mencintai, kenapa semuanya
berakhir begini? Jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam aku merasa sangat
bersalah pada Mi Sol. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Aku tidak ingin
dia terluka tidak ingin dia tersiksa karena aku. Maafkan aku Mi Sol semua ini
kau lalui tanpa aku. Naega.. naega jeongmal saranghaeyo.
**
Mi
Sol menyusuri tangga apartemennya dengan langkah berat. Ia sangat lelah hari
ini, menangis tentu saja membuat orang merasa lelah. Rasanya sudah berapa ember
menampung air matanya selama ini. Kepalanya pusing, mulutnya terasa berat untuk
menyapa orang lain yang berlalu dihadapannya. Hari ini dia hanya ingin
berbaring menghempas lelahnya. Kaki kecilnya melewati tembok berdinding biru tepat
di sebelah kanannya. Tak terasa Mi Sol sampai di depan apartemennya dan ia menangkap
sepasang kaki besar dihadapannya, ia mengangkat wajahnya dan memandang orang
itu.
“Kyuhyun,
sedang apa kau disini?”
“Aku
sedang menunggumu, lihat aku bawa banyak sekali daging untuk makan malam kali
ini. Kau belum makan kan?”
“Belum,
ayo masuk.” Kedua orang itupun memasuki ruangan berdinding putih, bersofa putih,
bahkan hampir semua perabotan berwarna putih. Tak heran karena Jung Soo penyuka
berat warna putih sampai Mi Sol rela membeli perabotan itu dan mengganti
sofanya untuk membuat Jung Soo betah saat bermain ke rumahnya.
“Aigoo,
lihat dirimu. Kemana saja kau seharian? Mukamu pucat sekali Mi Sol. Untung aku
datang kesini.”
“Jeongmalyo?
Kalau begitu aku mandi dulu, dan sekarang giliranmu memasak untukku.” Seulas
senyum ada di wajah Mi Sol tapi Kyuhyun tahu senyuman wanita itu dipaksakan.
“Baiklah,
aku akan memasak malam ini. Lihat saja daging masakanku super lezat. Kau pasti
akan ketagihan Mi Sol.”
Mi
Sol hanya mengangguk sambil tersenyum, ia segera berlalu ke kamarnya.
“Ya!
Apa yang kau lakukan? Cepat makan Mi Sol. Aku sudah susah payah membuat makan malam
ini. Dan kau tega tidak menghabiskannya?” Kyuhyun sedikit memanyunkan bibirnya.
“Mian
Kyu, tapi aku sedang tidak berselera makan.”
“Aisss,
aku tidak mau tahu. Malam ini kau harus makan. Lihat pipimu sudah mulai
mengempis, sangat tidak enak dipandang mata.”
Mi
Sol menyentuh pipinya perlahan. Dia baru sadar pipi bakpao yang sangat disukai
Jung Soo tidak ada lagi. Dia ingat bagaimana Jung Soo sering mencubit pipinya
dulu.
Melihat
raut muka Mi Sol, Kyuhyun baru sadar dia pasti teringat dengan Jung Soo.
“Aaa~,
baiklah Mi Sol. Jika kau makan malam kali ini, aku tidak akan memainkan PSPku
selama sehari. Bagaimana?”
Mi
Sol menatap Kyuhyun dengan heran, lalu tanpa sadar tawanya mulai terdengar. Dia
berpikir apakah bisa Kyuhyun tidak memainkan PSPnya selama sehari? Kyuhyun
sangat mencintai PSPnya itu.
“Baiklah
aku akan makan Kyu. Tapi kau berjanji tidak akan memainkan PSPmu selama sehari.”
“Iyaa,
aku berjanji.” Kyuhyun yang mendengar tawanya kini merasa lega. Dia yakin ke
depannya Mi Sol bisa tertawa seperti dulu.
**
Bunyi
gemericir air dari kran dapur menemani Jung Soo duduk dalam keheningan malam
sambil memandang kota Seoul setengah hati. Pikirannya masih belum pulih benar,
ia teringat perkataan Kyuhyun tadi. Ia takut dan khawatir dengan Mi Sol. Hatinya
sekarang mungkin sedang ditusuk pisau, gumam Jung Soo. Apa aku harus
menemuinya? Aku ingin sekali menemuinya. Melihat rambut panjangnya yang coklat, senyumannya yang membuat hatiku
berdegup kencang tanpa arah, aku rindu sekali dengan pipi bakpaonya itu. Aku
ingin bersamanya, menemaninya. Tapi apa dayaku? Sekarang dia terluka karena
aku. Aku tak mungkin membiarkannya melihatku dengan keadaan seperti itu. Mi
Sol, aku rindu sekali padamu.
Getar
ponsel Jung Soo membuyarkan pikirannya.
“Yobeoseyo?
Ah appa. Wae?”
“Jung
Soo, kenapa kau belum berangkat ke London? Appa dan eomma sudah sangat
merindukanmu. Dan sebentar lagi adalah pernikahanmu. Apa kau tidak ingin
menemui gadis itu? Hye Na ingin sekali bertemu denganmu.”
“Ah.
Appa, biarkan aku sebentar lagi di Seoul. Aku ingin menikmati suasana disini
sebelum pergi. Gadis itu, ya Hye Na bilang padanya tunggu sebentar lagi appa.”
“Baiklah
Jung Soo. Minggu depan kau harus sudah ada di London dan melaksanakan
pernikahanmu.”
“Arrasemnida
appa.”
Mi
Sol, apa yang harus aku lakukan? Aku belum siap meninggalkanmu.
Kini hati Jung Soo
bercampur aduk, ia belum siap meninggalkan Korea dan meninggalkan wanita itu,
Mi Sol.
**
Beberapa hari berlalu, Mi
Sol menjalankan harinya seperti biasa. Melatih anak-anak itu memainkan
tuts-tuts piano dengan benar. Mengajarkan jari mereka bermain dengan baik
sehingga bisa mengiringi lagu dengan baik. Entah mengapa ia teringat kembali
dengan Jung Soo, dulu mereka sering bermain piano berdua dan bernyanyi bersama.
Alangkah indahnya hari itu, bayang Mi Sol.
Hari ini dia pulang
dengan hati yang sesak, padahal kemarin semuanya biasa saja. Entah mengapa hari
ini dia teringat kembali pada Jung Soo.
Menyusuri jalan setapak
kecil yang tertutup daun, angin yang sesekali berhembus kencang hingga rambut
menerpa wajahnya. Dia merekatkan jaketnya berusaha membungkus dirinya dari
angin musim gugur ini. Melihat betapa tenangnya air danau sepanjang
perjalanannya. Hingga kakinya sampai di sebuah bangku tua menghadap danau. Dan
dia baru sadar sekarang dia berada di taman tempat Jung Soo sering mengajaknya
dulu. Dia ingat bagaimana Jung Soo menggandeng tangannya melewati jalan setapak
tadi dan berhenti duduk di bangku ini sambil mengamati air danau yang tenang.
Mi Sol hanya tersenyum
pahit mengingat semua itu. Ia duduk melamun memandangi danau dengan tatapan
sendu.
Hari-hari Jung Soo sangat
lelah. Ia sengaja menyibukkan dirinya agar tidak teringat pada Mi Sol. Hari ini
dia menancap gasnya menuju suatu tempat yang sangat dia rindu. Mobilnya sampai
pada sebuah taman, taman yang saat ini diwarnai dengan warna merah coklat juga
terpaan angin, taman yang bisa menenangkan dirinya.
Jung Soo melangkah
melewati jalan setapak sembari menikmati hembusan angin yang sedari tadi menggerogoti
dirinya. Mi Sol kembali dalam bayangnya, gadis itu tidak bisa lepas dari
benaknya meskipun dia sudah berusaha melupakan gadis itu. Mengingatnya, membuat
Jung Soo merasa bahagia sekaligus sakit. Dia masih ingat bagaimana dia
menyakiti gadis itu.
Jung Soo berhenti dan tersentak
kaget. Ia melihat sesosok gadis duduk melamun di bangku yang biasa dia duduki
bersama Mi Sol. Bayang-bayangnya mengatakan dia sangat mengenal gadis itu, ya
gadis yang ia cintai.
Apakah itu Mi Sol? Do Mi
Sol? Gumamnya. Atau aku hanya berhalusinasi karena sedang merindukannya? Setelah
memperhatikannya lagi gadis itu memakai syal putih yang ujungnya berwarna biru
gelap. Jung Soo pernah memberikannya saat ulang tahun Mi Sol. Benar itu adalah
Mi Sol. Apa aku harus pergi?
Jung Soo membalikkan
tubuhnya bermaksud kembali pulang. Namun kakinya tidak sanggup berjalan, dia
kembali membalikkan tubuhnya.
Tidak, aku akan bertemu
dengannya untuk terakhir kali. Kali ni aku akan menemaninya.
Mi Sol kembali menghela
nafas panjang, kali ini dia yakin dia sudah melakukan ini berulang kali. Pikirannya
tak lepas dari Park Jung Soo, pria itu bagai lensa kontak. Jika lensa kontaknya
hilang dia tak bisa melihat dunia dengan jelas. Begitulah dengan Mi Sol, gadis
itu sangat membutuhkan pria yang membuatnya sakit.
Angin musim ini sungguh
dingin, lehernya terasa membeku. Dia kembali merekatkan syal yang kendor itu. Tangannya
menggenggam lembut ujung syal, dia ingat barang ini adalah hadiah ulang tahun
dari Park Jung Soo. Oh my, semua ini membuatnya semakin rindu pada Park Jung
Soo.
Rasanya ada seseorang
yang menghampiriku. Aku menoleh dan melihatnya. Park Jung Soo? Aku mengedipkan
mata beberapa kali, dan benar itu adalah Park Jung Soo.
Mata Mi Sol mulai
menunjukkan ekspresi sendu setengah mati. Matanya mulai berkaca-kaca. Sebentar
lagi dia akan menangis.
Tidak, aku tidak akan menangis dihadapannya. Aku
tidak mau dia melihatku menangis, tahan air matamu Do Mi Sol. Tapi rasa sesak
apa ini? Jantungku tiba-tiba tidak bisa berdetak. Hanya dengan melihatnya saja
aku sudah seperti ini. Benar-benar sesak.
Mereka hanya saling
berpandangan, saling menatap tanpa berbicara.
“Annyeong Mi Sol.”
“A.. Annyeong.”
“Bolehkah aku duduk?”
“O.. O silahkan saja.”
Selama beberapa menit
mereka hening tanpa bicara. Mi Sol tidak sanggup untuk membuka mulut, dia masih
kalut dengan perasaannya setelah bertemu Jung Soo. Akhirnya suara Jung Soo
memecah keheningan.
“Apakah kau merindukanku?”
Tanya Jung Soo menatap lurus pohon yang ada diseberang danau. Dia tidak berani
melihat wajah Mi Sol saat ini.
Sekarang yang ada dibenak
Mi Sol adalah pertanyaan bodoh macam apa itu? Mulutnya hanya mengatup membisu,
kata ‘ya, aku sangat sangat sangat merindukanmu’ tidak bisa dia ucapkan. Dia
hanya menunduk menutup wajahnya supaya air mata yang dia keluarkan tidak terlihat
Jung Soo.
“Lusa aku akan pergi ke
London dan mungkin tidak akan kembali lagi ke Korea. Aku akan menikah disana.”
Tanpa sadar dia
mengangkat wajahnya dan menatap Jung Soo. Apa? Apa yang dia katakan barusan? Menikah?
Apa aku salah dengar? Tidak, ini tidak mungkin. Kini jantung Mi Sol serasa
berhenti. Darahnya mungkin sudah tidak mengalir lagi. Dadanya tercekat tidak
bisa bernafas.
“Me.. menikah katamu?”
“Geude, orang tuaku yang
menjodohkanku. Aku tidak tahu menahu tentang hal ini. Dan saat itu kita sudah
saling berhubungan. Maafkan aku Mi Sol, aku meninggalkanmu bukan karena kau
seorang fangirl yang sangat tergila-gila pada idolamu. Aku tidak merasa kau
mengacuhkanku. Kau selalu disisiku, menemaniku. Aku tidak kekanak-kanakan seperti itu Mi Sol.”
“Ya aku tahu Jung Soo.” Kata
Mi Sol sambil meremas lututnya
“Iya, kau sudah tahu
tentu saja kau sudah mengenalku. Kau tahu Mi Sol? Aku sangat mencintai orang
tuaku. Mereka dengan susah payah membesarkanku yang sama sekali bukan anak
kandung mereka. Ya, aku hanya anak buangan yang dititipkan di panti asuhan. Dan
disanalah aku bertemu mereka berdua. Sejak saat itu aku ingin sekali berbakti
pada mereka.”
Hatiku benar-benar sakit
Park Jung Soo. Aku tidak kuat mendengar semua ini. Jung Soo ambillah hatiku
ini, aku sudah benar-benar tidak kuat. Kenapa aku harus bertemu denganmu? Kenapa
aku harus mengenalmu? Kenapa aku harus mencintaimu? Saat ini biarkan aku
tenggelam ke danau itu, air danau itu pasti dingin. Kalau aku tenggelam maka
hati ini akan dingin dan kemudian hilang dengan tenang.
Aku melihat Jung Soo
bangkit dan mendekat ke arahku, akupun bangkit. Dia mengambil tanganku dan
menaruhnya di dadanya. Park Jung Soo apa yang kau lakukan?
“Mi Sol, bisakah kau
merasakan degupan jantungku? Rasanya seperti ini tiap kali bertemu denganmu.”
Kini tangisanku mulai
pecah dan menutupnya dengan tanganku yang lain. Ya Jung Soo, aku juga merasakan
hal yang sama denganmu, sama persis. Kini tanganku dilepas dan dia menarikku
dalam tubuhnya. Aroma tubuh Jung Soo ini yang aku rindukan. Kembali dalam
dekapan tubuhnya ini yang aku rindukan. Membelai kepalaku ini yang aku
rindukan. Hangatnya yang kami rasakan ini yang aku rindukan. Ini sungguh
menyenangkan.
“Mi Sol, jangan pernah
lupakan aku. Jangan pernah keluarkan aku dari hatimu. Karena sesungguhnya aku
tidak pernah melupakanmu. Mungkin tubuh ini akan pergi dan akan dimiliki orang
lain. Tapi ingatlah Mi Sol, hati ini akan selalu mengenangmu.” Kata Jung Soo
lirih dan berbisik lembut di telingaku.
Air mataku semakin
kencang mengalir dan tak terkendali. Kini aku baru menyadari aku sangat
mencintainya, membutuhkan pria ini dihidupku.
“Baiklah Park Jung Soo. Aku
tidak akan pernah melupakanmu, aku akan terus mengenangmu. Aku akan hidup
bahagia demi dirimu. Dan kau akan hidup bahagia demi aku, janji?”
“Ne, aku berjanji.”
Dia melepaskanku, tentu
saja aku tidak rela. Rasanya aku ingin memeluknya lebih lama lagi. Aku ingin
bersamanya lebih lama lagi.
Aku melepasnya, tanganku
terasa berat saat aku melapasnya. Aku ingin lebih lama lagi bersamanya, ya
lebih lama lagi. Mi Sol aku sangat mencintaimu, untuk sesaat aku menyentuh
wajahnya dan menyentuh pipi bakpaonya yang sudah mengempis itu. Dia melepaskan
syalnya dan melingkarkannya di leherku. Mi Sol aku benar-benar lemah berada
didekatmu, aku sudah jatuh terlalu dalam Mi Sol.
“Ini, aku memberikannya
untukmu supaya bisa mengenangku. Mengenang akan kita berdua.”
Senyumnya yang dihiasi
air mata itu sungguh membuatku mati rasa. Air mataku juga keluar begitu saja,
lalu kutarik lagi dia dalam pelukanku. Rasanya begitu hangat, aku memeluk
seerat-eratnya. Dan aku mendengar isak tangis di telingaku. Oh Tuhan apa kami
harus berpisah seperti ini?
Dia kembali memelukku,
kali ini lebih erat dan lebih hangat. Aku menangis dan terus menangis. Aku
sudah tidak sanggup Jung Soo. Apa aku harus melepasmu? Aku benar-benar tidak
sanggup.
Dia melepas pelukannya
dan mundur beberapa langkah membungkuk untuk mengucapkan selamat tinggal. Dia..
akan pergi.
Kini dia mulai menjauh
dariku dan mulai menghilang dibalik pepohonan yang menggugurkan daunnya seperti
gugurnya diriku. Aku hanya bisa terduduk lemas dan mengisak menangis.
**
Sudah sebulan berlalu
yang terjadi saat ini adalah aku baik-baik saja…
“Waaaa!!!”
“Hati-hati Mi Sol, disini
sangat ramai. Untung aku memegangmu.” Kyuhyun memegang lenganku yang seharusnya
aku jatuh tertabrak orang.
“Ah, gomawo Kyuhyun. Lebih
baik kita cepat-cepat ke rumahmu.”
“Ah ne, saljunya semakin
tebal.”
“Kyu, mau aku taruh
dimana barang-barang ini?” sambil memandang ruangan dan memilih tempat yang
cocok.
“Hmm, sini-sini biar aku
saja yang taruh.” Merampas barang-barang dari tangan Mi Sol.
Mi Sol duduk dikursi meja
makan, dia tersenyum dan berpikir kenapa dapur Kyu bersih sekali? Apa dia sudah
punya yeojachingu? Hihihi.
Terdengar suara pingpong
dari laptop Kyu pertanda ada e-mail masuk.
“Kyu! Ada e-mail masuk!”
setelah beberapa lama Kyuhyun juga tidak menyahut, mungkin sedang mandi pikir
Mi Sol.
Dia melihat sekilas
pengirimnya dan matanya terbelalak saat membaca nama pengirim itu,
To: Cho Kyuhyun
From: Park Jung Soo
Kyu, jaga Mi Sol
baik-baik. Hyung percaya padamu. Jangan biarkan dia tidak minum susu dan
vitaminnya itu. Oh iya, tiap hari Minggu kau harus mengantarnya ke gereja,
jangan lupa kau juga harus pergi ke gereja. Setelah memikirkannya baik-baik
hyung akan melepaskannya untukmu Kyu. Karena hanya kau yang pantas untuknya. Disini
hyung sudah bahagia, ternyata Hyena dari segi wajah dan tingkah lakunya mirip
sekali dengan Mi Sol.
Bahagiakan dia Kyu,
jangan buat dia kecewa seperti yang dilakukan hyung dulu. Dan bilang padanya
hyung akan terus mengingatnya, mengingat kenangan itu di dalam hati.
Apa ini? Apa maksudnya
ini? Jung Soo selama ini sering bertukar e-mail dengan Kyuhyun. Mi Sol membaca
semua e-mail dari Jung Soo untuk Kyu. Selama ini Jung Soo selalu menanyakan
dirinya, kabarnya bagaimana dan apa saja yang Mi Sol lakukan. Kini air matanya
tumpah begitu saja, dia hanya bisa menunduk dan menangis. Bercampur bahagia dan
sakit itu yang dia rasakan. Sepertinya celananya sudah basah karena air
matanya.
“Mi Sol..” ucap pria itu
dengan nada lembut.
Mi Sol hanya bisa terisak
menangis ia tak bisa berkata apa-apa lagi.
“Mianheyo..”
“Gwenchana, aku baik-baik
saja Kyu. Kau tenang saja.” Mi Sol membersihkan air mata dengan punggung
tangannya dan mulai melirik laptop Kyu.
“Dia.. ternyata..”
“Geude, dia selalu
menanyakanmu. Dia bertanya apa kau minum susu dan vitamin, bertanya bagaimana
kabar anak yang kalian ajar waktu itu, bertanya apa kau masih merindukannya.”
Kini air mata Mi Sol
meluncur lagi dari pelipisnya, dia tidak kuat mendengar ucapan Kyuhyun. Hatinya
tersobek-sobek lagi.
“Dia sudah memikirkan
akan melepasmu untukku Mi Sol, dan mungkin e-mail itu sudah kau baca.”
Kyuhyun duduk tepat
didepan Mi Sol dan menggapai tangan Mi Sol, menggemggamnya lembut. Kyuhyun
memandang mata Mi Sol.
Saat ini Mi Sol kaget
dengan apa yang dilakukan Kyuhyun, dia mulai mengangkat kepalanya dan menatap
Kyuhyun. Dia bingung..
“Maafkan aku Mi Sol, tapi
Hyung yang memintaku hal ini. Dia tidak mau membuatmu terus hidup dalam
bayang-bayangnya. Dia mau kau hidup bahagia. Dan dia sudah memilihku untuk
mendampingimu, membuatmu bahagia. Jadi bisakah kau mulai memandangku seorang sekarang?”
Apa ini? Park Jung Soo
kenapa kau lakukan ini? Apa yang harus aku perbuat sekarang? Aku masih kalut
dengan perasaanku ini karenamu dan sekarang dengan cepat kau suruh aku
mengganti yang lain?
“Mungkin ini terlalu
cepat bagimu Mi Sol, aku juga tidak memaksamu untuk bisa memandangku seorang
sekarang. Mungkin kau butuh waktu.”
Matanya, matanya tidak
berbohong atau menunjukkan tanda-tanda evil seperti biasa. Artinya dia serius
dan tatapan itu seperti tatapan Jung Soo padaku saat sedang bersama. Kyuhyun
menyukaiku. Yaa dia menyukaiku. Aku tidak bisa hidup dalam bayang-bayang Jung
Soo sepenuhnya dan menutup hati dan diriku pada yang lain. Apa sekarang aku
harus memandang Kyu seorang? Aku bingung.
**
Ahh seharusnya aku tidak
berkata seperti itu pada Mi Sol. Dia pasti menganggapku pria yang seenaknya
saja mengungkapkan isi hati. 2 hari yang lalu dia pergi begitu saja. Aku coba
meneleponnya tapi tidak diangkat, aku mengirimnya email tapi tidak dibalas. Sekarang
aku jadi takut. Cho Kyuhyun apa yang harus kau perbuat sekarang?
**
Mi Sol memandang cangkir
merah berisi teh hangat dengan wajah linglung. Dia masih bingung dan dia merasa
bersalah meninggalkan Kyuhyun sendirian disana. Seharusnya ia tak melakukan
itu. Tapi dia bingung dan masih takut untuk menerima pria lain di hatinya. Apa aku
harus mengangkatnya? Nada dering ponsel Mi Sol bordering lagi. Kyuhyun sudah
berjuta kali meneleponku tapi aku takut mengangkatnya. Aku masih belum siap
Kyu.
Bulan sudah terlihat. Mi
Sol sampai sekarang masih memutar-mutar cangkirnya. Sepertinya ia sedang
berpikir keras dalam hal ini. Dan pada akhirnya jarinya berhenti untuk memutar
cangkirnya yang kesekian kali, lalu mengambil jaket dan sepatunya. Dia membuka
dengan keras pintu rumahnya dan segera berlari menuruni tangga, dia berlari
dengan sekuat tenaga tidak peduli dia telah menabrak orang sampai terjatuh lalu
meneriakinya. Dia tetap berlari dan berlari dan akhirnya dia sampai di depan
gedung apartemen orang itu.
Kyuhyun terduduk lemas
dengan handuk yang tergantung dilehernya. Mandi mungkin membuatnya sedikit
lebih segar, dia masih memikirkan keadaan Mi Sol, dia sangat khawatir padanya. Kyuhyun
kembali menghela nafas panjangnya. Dan lamunannya dihentikan dengan bunyi bel
pintu apartemennya. Siapa yang datang jam segini?
“Mi.. Mi Sol, sedang apa
malam-malam begini?”
“Kyu, aku akan
memandangmu seorang. Aku akan berusaha membuka hatiku untukmu dan memberimu
kesempatan.”
Kyuhyun setengah
terperanjat dengan apa yang Mi Sol katakan 5 detik lalu. Tapi dia cepat-cepat
sadar karena melihat Mi Sol yang tidak berjaket lengkap dan melihatnya
mengembuskan nafasnya berkali-kali.
“Sebaiknya kau masuk
dulu, kau kedinginan.”
Dan kini Kyuhyun
terperanjat lagi, tangannya disentuh tangan yang menggigil itu dan
menggenggamnya.
“Mi Sol.. kau..”
Kyuhyun menariknya ke
dalam pelukan, mendekam gadis itu didekapnya. Mi Sol sangat membutuhkan
kehangatan, dan inilah yang Kyuhyun berikan padanya. Kehangatan itu mulai
menjalar lagi ke dalam hati Mi Sol. Hati Mi Sol yang dahulu beku, kini sudah
mencair kembali berkat Kyuhyun.
Yaa, aku akan mencobanya.
Mencoba memandang pria ini sama seperti dulu aku memandang Park Jung Soo. Aku
akan coba membuka hatiku ini untuknya. Jung Soo, aku bersyukur karena sempat
memilikimu. Gomawo Jung Soo.
“Mi Sol, gomawoyo. Aku
sangat bahagia.” Saat itu matanya berbinar dan dia sangat bahagia.
Aku akan mencobanya Cho
Kyuhyun.
Aku tersenyum manis
menatapnya. Sekarang aku akan memandangmu Kyuhyun.
Tanpa sadar tanganku
ditariknya dan dia mengecup punggung tanganku lembut. Hangat sekali,
kehangatannya sudah menjalar ketubuhku seketika itu juga tubuhku hangat. Dan
rasanya sangat nyaman.
THE END
Mian kalo jelek chingudeul hehe ^^
Semoga kalian menikmati ^^
Daebak ^o^
BalasHapusGomawo ^^
BalasHapus