SUPERDAD
Author: Berilin AJ
Cast: Kim Jong Woon, Kim Eun Mi, Super Junior
Genre: Family
NB: kisah ini terinspirasi dari kisah-kisah superdad yang ada
di dunia. Semoga kalian menikmati ^^
Appa,
Ddangkoma, Kkoming tolong doakan aku kali ini ya…
DORRRR!!!!
“Yak baik pemirsa, pistol
telah berbunyi pertanda pertandingan telah dimulai. Semua peserta mulai berlari
sekencang-kencangnya. Bung Leeteuk bagaimana pendapat anda kali ini?”
“Ya Bung Shindong,
sepertinya pertandingan ini akan sangat seru. Kita lihat peserta-peserta kita
terlihat segar dan berstamina tentu saja. Apalagi yang bernomor dada 13 dan 15
mereka adalah pelari wanita yang tangguh dalam usia mereka yang terbilang cukup
muda.”
“Yap benar sekali Bung
Leeteuk, lari dengan jarak 500 meter sepertinya bukan hal yang sulit untuk
mereka, kita tunggu saja pemirsa.”
“Bung Shindong bagaimana
kalau kita bertaruh saja?”
“Ah? O~ boleh boleh Bung.
Saya akan memilih yang bernomor dada 13, kau nomor 15 arasseo?”
“Aa~ geude geude. Yang
kalah akan mentraktir anak-anak Suju yang lain *eh? Eh maksud saya mentraktir
saya di kedai seberang jalan sana, bagaimana?”
“Tidak masalah Bung
Leeteuk, saya pasti menang. Mana pendukungnya Kim Eun Mi??!!”
Kim Eun Mi! Kim Eun Mi!
Kim Eun Mi!!! fighting!!! Semua pendukung Eun Mi berdiri dan bersorak setelah
mendengar aba-aba dari Bung Shindong.
Bung Leeteukpun tak kalah
semangatnya dari Bung Shindong.
“Kita beri tepuk tangan
dan bersorak untuk Cho Na Rim!!!” Bung Leeteuk memberi semangat kepada Cho Na
Rim. Pendukungnya pun tak kalah hebat dari Kim Eun Mi.
Kini stadion menjadi
ricuh karena ulah pendukung Kim Eun Mi dan Cho Na Rim. Penonton sangat antusias
menyaksikan mereka berlari.
“Dari awal pertandingan
saja kita lihat dua pelari itu terus memimpin, mereka saling tidak mau
mengalah. Pertandingan saat ini berlangsung sangat seru pemirsa!”
“Kita melihat perolehan
tempat sementara, tempat pertama masih dengan nomor 15 dan 13, ditempat kedua
ada nomor 19 dan ditempat ketiga ada nomor 56.”
“Ditempat keempat
bernomor 23 dan ditempat kelima ada nomor 30 pemirsa.”
“Yap benar sekali Bung
Leeteuk, tapi pelari-pelari yang lain juga tak kalah hebatnya. Dan.. dan lihat
Bung! Sepertinya nomor 13 kelihatan kelelahan, lihat langkahnya mulai melambat
dan sekarang nomor 15 memimpin!!”
“Ya! Dan 300 meter telah
berlalu bung, sepertinya stamina Kim Eun Mi mulai menurun. Dan sepertinya saya
yang akan mendapat makan malam puas! Huahahaha.”
“Eits, tidak semudah itu
bung. Lihat, pendukungnya terus memberi semangat. Akankah Kim Eun Mi bangkit lagi?”
“Baiklah, kini nomor 15
memimpin pertandingan ini! Akankah dia berhasil merebut peringkat 1?”
“O..o..o tunggu dulu Bung
Leeteuk! Nomor 13! Nomor 13! Dia bangkit lagi!! Dia bangkit lagi pemirsa! Kini
nomor 13 dan 15 sejajar dan suasana semakin panas. Apa kau punya cola Bung
Leeteuk?”
“Ahhh, tidak ada waktu
buat itu! Lihat pemirsa, tinggal 100 meter lagi mereka akan melewati garis
finish! Lihat Bung Shindong para penonton kelihatan tegang.”
“Ya! Sepertinya mereka
penasaran dengan sang juara bung. Oo.oo.. tinggal 50 meter lagi bung!!”
“Yak, dan saat ini mereka
masih sejajar. Tidak ada yang akan mengalah kali ini!”
Suasana stadion begitu
tegang hingga pada detik-detik terakhir..
“Yak! Dan akhirnyaaa…
Ooooooo!! Mereka berhasil melewati garis finish bung!!”
Penonton dari ujung barat
sampai ke ujung timur bersorak ricuh sekaligus bingung dengan calon juara.
“Ya, Bung Shindong. Mereka
telah berhasil melewati garis finish. Tapi mereka melewatinya secara bersamaan!
Akankah ini seri bung?”
“Tidak tidak, juri kami
berhasil memotretnya dan akan segera memberi tahu tentang sang juara.”
Beberapa saat kemudian
terdengar ketuk pintu dari ruang komentator, seorang juri membawa selembar foto
dan memberikannya kepada Komentator Shindong. Sedangkan Bung Leeteuk khusuk
berdoa tentang siapa yang akan menjadi juara kali ini.
Saat menerima lembaran
foto itu, Bung Shindong memperlihatkan wajah yang sumringah setengah mampus! Ini
pertanda buruk bagi Bung Leeteuk! Kini bibirnya semakin komat-kamit berdoa, ia
tak bisa membayangkan dompetnya akan melayang.
“Ya baiklah pemirsa,
inilah waktu yang kalian tunggu-tunggu! Pemenangnya adalah..”
Kini Bung Leeteuk menggigit
jarinya, mengelap keringat dinginnya, memasang wajah takut dompet melayang!
“Pemenangnya adalah…Peserta
dengan nomor dada.. 13!! KIM EUN MI!!!!”
Saat itu penonton
benar-benar histeris dan sorak-sorai mulai terdengar menggawangi stadion. Benar-benar
suasana yang dicampur aduk.
Seorang gadis berlari
dengan wajah semangat juara memeluk seorang pria yang wajahnya penuh ulasan
senyum. Sang gadis terbang berputar sambil memeluk pria itu.
“Appa!! Aku berhasil! Aku
berhasil appa!”
“Ne! tentu saja! Kau anak
appa!”
“Ya!! Selamat ya Kim Eun
Mi! kini dia berhasil merebut juara dari juara bertahan Cho Na Rim yang selama
3 kali berturut-turut menaklukan stadion ini. Bagaimana Bung Leeteuk?”
“Ya setelah kita melihat
pertandingannya tadi, terus terang saja saya merasa gugup sekaligus penasaran. Saya
pikir Cho Na Rim akan tetap memegang piala emas itu, tapi tak diduga tak disangka
Kim Eun Mi berhasil merebutnya! Chukkae Kim Eun Mi! saya sangat terkejut begitu
mendengar kau pemenangnya. Cho Na Rim jangan berkecil hati, fighting!!”
“Benar! Mereka berdua
adalah kijang super di stadion ini. Sanggup menyihir penonton sampai tegang seperti
ini. Sekali lagi selamat Kim Eun Mi! dan sepertinya malam ini aku akan makan
puas! Huohohoho!”
“Aa~ ne ne Bung Shindong,
aku akan mentraktirmu. Tapi makannya dikira-kira dan jangan ajak Kangin nanti
yaa.” Bung Leeteuk cengengesan.
“Ayolahhh hentikan penyakit
pelitmu itu hyung! Dan kenapa kalau aku akan mengajak Kangin hyung?”
“Tentu saja nanti
porsinya tambah besar! Kau ini bagaimana?!”
Mereka berbacot-bacotan
di ruang komentator, sementara penonton lain asyik menertawai mereka.
“Ahhh~ aku kenyang sekali
ahjussi! Gamsahamnida!”
“Eo, aku juga Ryeo Na.
Acara begini bisa membuatku tambah gemuk!”
“Hei kau menyindirku ya?”
“Ani~ makanya kau
kuruskan sedikit badanmu itu.”
“Gwencanayeo! ayahmu dulu
juga gemuk sepertimu. Tapi lihat sekarang, dia bahkan yang paling kecil di
antara member yang lain. Pasti saat kau dewasa nanti kau juga sama seperti
wookie.” Appa Eun Mi menyahut dari dapur.
“Hei! Mataku bergerak
sendiri! Kalian membicarakanku ya? Hyung jangan mengataiku di depan
anak-anak.” Sahut Ryeowook dari toilet. Ryeowook keluar dari
toilet dan berjalan ke arahku sambil berkacak pinggang.
Eun Mi dan Ryeo Na hanya
terkekeh melihat kelakuan ahjussi kecil ini.
“Eun Mi~a katakan pada
ahjussi, dia berkata apa tentangku?”
Eun Mi hanya tertawa
kecil dengan tatapan menggoda ahjussi dan appanya itu. Dan dilanjutkan dengan
tertawa terbahak-bahak.
“A~ hyung, kau pasti
mengataiku sejelek mungkin sampai Eun Mi~a tertawa seperti itu. Sini aku
patahkan lehermu!”
Ryeowook merangkul leher
appa Eun Mi dengan satu tangan dan menggoyangnya ke
sana kemari. Yesung juga
tidak mau kalah, dia mengeluarkan jurus pamungkas yang dipelajari dari Kyuhyun
Ahjussi yaitu menggunakan ibu jarinya untuk menyetrum pinggang Ryeowook,
alhasil secara reflex pinggul Wookie menghindar dari Yesung lalu mereka tertawa
bersama-sama. Eun Mi dan Ryeo na hanya tertawa mengeluarkan air mata.
“Malam ini sangat dingin ya Eun Mi~a?”
“Ne appa.” Kata seorang
gadis kecil menggosok-gosok telapak tangannya.
“Sini appa peluk,
wudududu anak appa sudah besar rupanya.” Tersenyum melihat wajah anaknya yang
menatapnya heran. “Wae Eun Mi~a?”
“Appa.. eomma dimana? Eomma sedang sibuk ya?
Kenapa tidak pernah menelepon kita?” terucap polos dari gadis kecil itu.
Appanya hanya balas menatap
lalu tersenyum, dan sekarang matanya basah mengeluarkan air.
“Appa kenapa menangis? Appa
jangan menangis.” Katanya sambil mengusap pipi appanya dengan muka bersalah.
“Ani putri appa yang
cantik. Eommamu.. eommamu menunggu kita di suatu tempat yang tinggi. Dia
menunggu kita disana, dan kita juga pasti akan kesana.”
Brukkkk!!
“Huaaaaaaa.” Seorang
gadis kecil memekik dan menangis.
“Eun Mi~a!! tadi kan appa
sudah bilang jangan berlari terlalu kencang! Jadi begini kan.”
Melihat putrinya merintih
kesakitan dan malah tambah menjerit. Sang appa menggendongnya membawa masuk ke
rumah.
“Appa jahat! Kenapa
memarahiku?!”
“Karena kau salah, appa
sudah mengingatkanmu tapi kau tidak mau mendengarkan appa. Makanya appa
memaharahimu.” Sambil mengobati luka putrinya.
Eun Mi hanya memajukan
bibirnya, melipat tangannya, dan membuang muka terhadap appanya.
Appanya tertawa melihat
tingkah laku putrinya. Ia tak tahan tidak menarik hidung Eun Minya itu.
“Aww! Appa sakit!” sambil
memegang hidung dan menatap appanya.
“Itu hukumannya, kalau
kau tidak menurut lagi. Dangkkoma akan melayang.” Ancam appanya.
Eun Mi tetap saja
membuang mukanya. Ia tak tahan melihat wajah appanya itu, lihat saja kalau aku
sudah besar kkoming akan melayang!
“Eun Mi~a apa kau lapar?”
“Eo! Aku sangat lapar.”
“Kalau gitu aku akan
memasakkannya untukmu!”
“Jeongmalyo? Appa dan
eommamu kemana?”
“Mereka kan sedang
belanja sama appamu Eun Mi~a.”
“Aa~ geude, ayo kita
masak!” mereka berlari ke dapur.
**
Pintu terbuka terdengar
suara mencari nama Eun Mi dan Ryeo Na. Ketiga orang itu mencari anak kesayangan
mereka. Eomma Ryeo Na mencari mereka dan sampai ke dapur, tiba-tiba
dia memekik kaget
melihat dapurnya seperti habis terkena badai.
“Yeobo? Wae??” Tanya
Ryeowook panik setengah mati setelah mendengar pekikan istrinya. Ryeowook dan Yesung segera berlari ke arah
istri Ryeowook dan mendapati seluruh dapur hancur lebur.
“Eun Mi!!!!!! Ryeo
Na!!!!!!” kedua pria itu berteriak setelah mengetahui siapa pelakunya.
Secerca mentari menusuk
bola matanya yang ingin tidur lebih lama lagi, sayangnya matanya tidak bisa
menutup lama karena suara memekik appanya. Ia sudah berkeras tidak ingin bangun
dan merekatkan selimutnya dan berusaha menutup telinganya. Tetapi hasilnya
nihil, Yesung menarik selimutnya dan mulai bernyanyi lagi, sebenarnya bukan
bernyanyi tapi marah-marah lebih tepatnya. Pagi-pagi begini
sudah bernyanyi yang false bagaimana telingaku akan bertahan hidup appa!
Pada
akhirnya aku menyerah juga, dan sekarang aku bangun appa! Jangan bernyanyi lagi! Rutukku. Aku
menggaruk kepalaku yang tidak gatal, membuka mulut selebar mungkin, dan
meregangkan otot-otot lenganku. Tadi malam mimpi yang sama, sudah 3 hari ini mimpi tentang
appa terus.
Selama 16 tahun ini yang
aku tahu hanya appa saja yang membangunkanku, yang memarahiku juga selalu appa.
Aku heran kenapa dulu dia bisa jadi superstar, dia kan aneh. Aku tahu dia punya
suara yang sekali didengar sudah merinding, aku senang jika appa bernyanyi
untukku. Tapi suaranya itu tidak menurun padaku yang diturunkannya malah dance
octopusnya itu. Jangan salah dulu aku dan appa sering melakukannya. Bahkan aku
rasa aku yang lebih hebat -__-
Tinggal 1 bulan lagi olimpiade kejuaraan lari tingkat nasional!
Mulai dari sekarang harus latihan keras.
Eun Mi memantapkan kakinya berlari kecil di sekitar rumahnya
ketika matahari akan terlelap. Sesekali dia mengelap keringatnya dengan handuk
yang ada di lehernya kemudian dia terus berlari kecil.
Yesung duduk di luar rumah sambil memegang air botol mineral
dan sesekali dia melihat ke arah kiri dan kanan jalan. Ya, ia menunggu gadis
kecilnya itu pulang dengan selamat lalu ia ingin memberikan botol itu pada
anaknya dan membayangkan betapa puasnya dia minum air dari botol itu.
Tak lama kemudian dia melihat dua sosok, yang satu terlihat
seperti menggendong seseorang, dan yang sedang digendong itu terlihat seperti
Eun Mi. Eun Mi?
“Eun Mi-a!! apa yang terjadi denganmu?” Yesung segera berlari
mendekati kedua orang itu.
“Ani appa, aku hanya terjatuh dan kakiku sedikit keseleo,
untung tadi bertemu dengan Jung Shin oppa.”
“Kau ini bagaimana bisa jatuh? Padahal kau hanya jogging. Kau
harusnya lebih berhati-hati lagi!” jelas appa mulai menceramahiku.
“Aa~ Jung Shin jeongmal gomawo kau menggendong anakku yang
berat ini ya, sekarang turunkan saja dia.” Kata appa sedikit melirikku dan
tersenyum pada Jung Shin oppa.
“A~ gwencana ahjussi, biar kugendong dia sampai rumah.”
“Ani, dia ini kuat. Dia hanya mencari alasan supaya bisa
digendong olehmu.”
Aku melirik tajam pada appa, appa ini ingin mempermalukanku di
depan Jung Shin oppa?!
“Oh, geude. Hahaha, baiklah ahjussi.” Akhirnya Eun Mi
diturunkan oleh Jung Shin dan melihat senyum kemenangan appanya.
Lihat saja nanti aku
tidak akan makan malam!
“Eun Mi-a kenapa kau tidak makan?” Tanya appa padaku.
Aku hanya diam saja dengan tampang cemberut, tidak menyentuh
nasiku sama sekali meskipun aku sedang kelaparan.
“Baiklah kalau kau tidak mau makan. Appa akan menyimpan
makanan ini, kalau kau lapar ambil saja di kulkas ya.” Appa masih melanjutkan
makannya.
Dengan tidak berpikir panjang Eun Mi bangkit dari kursinya. Dan
langsung menaiki tangga.
“Aku mau tidur.” Katanya diiringi langkah kaki menuju tangga.
“Dasar anak itu, lihat dia mirip sekali denganmu.” Kata Yesung
berkata sendiri lalu melanjutkan makannya.
Kruyukkk~. Suara dentaman merdu yang berasal dari perut gadis
yang sedang mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Ia masih saja mencoba untuk
tidur tapi rasa lapar menghalanginya untuk tidur.
Sialan, seharusnya tadi aku makan sedikit. Aku lapar sekali.
Apa appa sudah tidur?
Eun Mi menuruni tangga dengan hati-hati, jangan sampai ia
membangunkan appanya itu. Lampu dapur sudah gelap dan lampu kamar appa sudah
gelap, berarti dia sedang mendengkur. Baiklah sekarang aku akan makan.
Eun Mi mengeluarkan semua makanan yang ada di kulkas, dia
sangat bersemangat. Tapi tiba-tiba sebuah bayangan terbesit di matanya. Kenapa
lampu teras belum mati? Apa ada orang diluar? Atau jangan-jangan pencuri? Kini
pikirannya sudah menjadi-jadi. Perasaannya tiba-tiba menjadi kalut. Ia ingin
membangunkan ayahnya tapi ada pikiran yang membuat dirinya tidak jadi
membangunkan appanya. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan sendiri mendekati
teras rumah. Ia sedikit takut, setelah terus mendekat perasaannya semakin
takut, jantungnya berdebar-debar. Dan tongkat baseball sudah tersedia di
tangannya.
to be continued..
