Kamis, 30 Agustus 2012

FF SUPERDAD Part 1

SUPERDAD


Author: Berilin AJ
Cast: Kim Jong Woon, Kim Eun Mi, Super Junior
Genre: Family
NB: kisah ini terinspirasi dari kisah-kisah superdad yang ada di dunia. Semoga kalian menikmati ^^

            Appa, Ddangkoma, Kkoming tolong doakan aku kali ini ya…

DORRRR!!!!
“Yak baik pemirsa, pistol telah berbunyi pertanda pertandingan telah dimulai. Semua peserta mulai berlari sekencang-kencangnya. Bung Leeteuk bagaimana pendapat anda kali ini?”
“Ya Bung Shindong, sepertinya pertandingan ini akan sangat seru. Kita lihat peserta-peserta kita terlihat segar dan berstamina tentu saja. Apalagi yang bernomor dada 13 dan 15 mereka adalah pelari wanita yang tangguh dalam usia mereka yang terbilang cukup muda.”
“Yap benar sekali Bung Leeteuk, lari dengan jarak 500 meter sepertinya bukan hal yang sulit untuk mereka, kita tunggu saja pemirsa.”
“Bung Shindong bagaimana kalau kita bertaruh saja?”
“Ah? O~ boleh boleh Bung. Saya akan memilih yang bernomor dada 13, kau nomor 15 arasseo?”
“Aa~ geude geude. Yang kalah akan mentraktir anak-anak Suju yang lain *eh? Eh maksud saya mentraktir saya di kedai seberang jalan sana, bagaimana?”
“Tidak masalah Bung Leeteuk, saya pasti menang. Mana pendukungnya Kim Eun Mi??!!”
Kim Eun Mi! Kim Eun Mi! Kim Eun Mi!!! fighting!!! Semua pendukung Eun Mi berdiri dan bersorak setelah mendengar aba-aba dari Bung Shindong.
Bung Leeteukpun tak kalah semangatnya dari Bung Shindong.
“Kita beri tepuk tangan dan bersorak untuk Cho Na Rim!!!” Bung Leeteuk memberi semangat kepada Cho Na Rim. Pendukungnya pun tak kalah hebat dari Kim Eun Mi.
Kini stadion menjadi ricuh karena ulah pendukung Kim Eun Mi dan Cho Na Rim. Penonton sangat antusias menyaksikan mereka berlari.  
“Dari awal pertandingan saja kita lihat dua pelari itu terus memimpin, mereka saling tidak mau mengalah. Pertandingan saat ini berlangsung sangat seru pemirsa!”
“Kita melihat perolehan tempat sementara, tempat pertama masih dengan nomor 15 dan 13, ditempat kedua ada nomor 19 dan ditempat ketiga ada nomor 56.”
“Ditempat keempat bernomor 23 dan ditempat kelima ada nomor 30 pemirsa.”
“Yap benar sekali Bung Leeteuk, tapi pelari-pelari yang lain juga tak kalah hebatnya. Dan.. dan lihat Bung! Sepertinya nomor 13 kelihatan kelelahan, lihat langkahnya mulai melambat dan sekarang nomor 15 memimpin!!”
“Ya! Dan 300 meter telah berlalu bung, sepertinya stamina Kim Eun Mi mulai menurun. Dan sepertinya saya yang akan mendapat makan malam puas! Huahahaha.”
“Eits, tidak semudah itu bung. Lihat, pendukungnya terus memberi semangat. Akankah Kim Eun Mi bangkit lagi?”
“Baiklah, kini nomor 15 memimpin pertandingan ini! Akankah dia berhasil merebut peringkat 1?”
“O..o..o tunggu dulu Bung Leeteuk! Nomor 13! Nomor 13! Dia bangkit lagi!! Dia bangkit lagi pemirsa! Kini nomor 13 dan 15 sejajar dan suasana semakin panas. Apa kau punya cola Bung Leeteuk?”
“Ahhh, tidak ada waktu buat itu! Lihat pemirsa, tinggal 100 meter lagi mereka akan melewati garis finish! Lihat Bung Shindong para penonton kelihatan tegang.”
“Ya! Sepertinya mereka penasaran dengan sang juara bung. Oo.oo.. tinggal 50 meter lagi bung!!”
“Yak, dan saat ini mereka masih sejajar. Tidak ada yang akan mengalah kali ini!”
Suasana stadion begitu tegang hingga pada detik-detik terakhir..
“Yak! Dan akhirnyaaa… Ooooooo!! Mereka berhasil melewati garis finish bung!!”
Penonton dari ujung barat sampai ke ujung timur bersorak ricuh sekaligus bingung dengan calon juara.
“Ya, Bung Shindong. Mereka telah berhasil melewati garis finish. Tapi mereka melewatinya secara bersamaan! Akankah ini seri bung?”
“Tidak tidak, juri kami berhasil memotretnya dan akan segera memberi tahu tentang sang juara.”
Beberapa saat kemudian terdengar ketuk pintu dari ruang komentator, seorang juri membawa selembar foto dan memberikannya kepada Komentator Shindong. Sedangkan Bung Leeteuk khusuk berdoa tentang siapa yang akan menjadi juara kali ini.
Saat menerima lembaran foto itu, Bung Shindong memperlihatkan wajah yang sumringah setengah mampus! Ini pertanda buruk bagi Bung Leeteuk! Kini bibirnya semakin komat-kamit berdoa, ia tak bisa membayangkan dompetnya akan melayang.
“Ya baiklah pemirsa, inilah waktu yang kalian tunggu-tunggu! Pemenangnya adalah..”
Kini Bung Leeteuk menggigit jarinya, mengelap keringat dinginnya, memasang wajah takut dompet melayang!    
“Pemenangnya adalah…Peserta dengan nomor dada.. 13!! KIM EUN MI!!!!”
Saat itu penonton benar-benar histeris dan sorak-sorai mulai terdengar menggawangi stadion. Benar-benar suasana yang dicampur aduk.
Seorang gadis berlari dengan wajah semangat juara memeluk seorang pria yang wajahnya penuh ulasan senyum. Sang gadis terbang berputar sambil memeluk pria itu.
“Appa!! Aku berhasil! Aku berhasil appa!”
“Ne! tentu saja! Kau anak appa!”

“Ya!! Selamat ya Kim Eun Mi! kini dia berhasil merebut juara dari juara bertahan Cho Na Rim yang selama 3 kali berturut-turut menaklukan stadion ini. Bagaimana Bung Leeteuk?”
“Ya setelah kita melihat pertandingannya tadi, terus terang saja saya merasa gugup sekaligus penasaran. Saya pikir Cho Na Rim akan tetap memegang piala emas itu, tapi tak diduga tak disangka Kim Eun Mi berhasil merebutnya! Chukkae Kim Eun Mi! saya sangat terkejut begitu mendengar kau pemenangnya. Cho Na Rim jangan berkecil hati, fighting!!”
“Benar! Mereka berdua adalah kijang super di stadion ini. Sanggup menyihir penonton sampai tegang seperti ini. Sekali lagi selamat Kim Eun Mi! dan sepertinya malam ini aku akan makan puas! Huohohoho!”
“Aa~ ne ne Bung Shindong, aku akan mentraktirmu. Tapi makannya dikira-kira dan jangan ajak Kangin nanti yaa.” Bung Leeteuk cengengesan.
“Ayolahhh hentikan penyakit pelitmu itu hyung! Dan kenapa kalau aku akan mengajak Kangin hyung?”
“Tentu saja nanti porsinya tambah besar! Kau ini bagaimana?!”
Mereka berbacot-bacotan di ruang komentator, sementara penonton lain asyik menertawai mereka.



“Ahhh~ aku kenyang sekali ahjussi! Gamsahamnida!”
“Eo, aku juga Ryeo Na. Acara begini bisa membuatku tambah gemuk!”
“Hei kau menyindirku ya?”
“Ani~ makanya kau kuruskan sedikit badanmu itu.”
“Gwencanayeo! ayahmu dulu juga gemuk sepertimu. Tapi lihat sekarang, dia bahkan yang paling kecil di antara member yang lain. Pasti saat kau dewasa nanti kau juga sama seperti wookie.” Appa Eun Mi menyahut dari dapur.
“Hei! Mataku bergerak sendiri! Kalian membicarakanku ya? Hyung jangan mengataiku di depan anak-anak.” Sahut Ryeowook dari toilet. Ryeowook keluar dari toilet dan berjalan ke arahku sambil berkacak pinggang.
Eun Mi dan Ryeo Na hanya terkekeh melihat kelakuan ahjussi kecil ini.
“Eun Mi~a katakan pada ahjussi, dia berkata apa tentangku?”
Eun Mi hanya tertawa kecil dengan tatapan menggoda ahjussi dan appanya itu. Dan dilanjutkan dengan tertawa terbahak-bahak.
“A~ hyung, kau pasti mengataiku sejelek mungkin sampai Eun Mi~a tertawa seperti itu. Sini aku patahkan lehermu!”
Ryeowook merangkul leher appa Eun Mi dengan satu tangan dan menggoyangnya ke sana kemari. Yesung juga tidak mau kalah, dia mengeluarkan jurus pamungkas yang dipelajari dari Kyuhyun Ahjussi yaitu menggunakan ibu jarinya untuk menyetrum pinggang Ryeowook, alhasil secara reflex pinggul Wookie menghindar dari Yesung lalu mereka tertawa bersama-sama. Eun Mi dan Ryeo na hanya tertawa mengeluarkan air mata.


 “Malam ini sangat dingin ya Eun Mi~a?”
“Ne appa.” Kata seorang gadis kecil menggosok-gosok telapak tangannya.
“Sini appa peluk, wudududu anak appa sudah besar rupanya.” Tersenyum melihat wajah anaknya yang menatapnya heran. “Wae Eun Mi~a?”
“Appa.. eomma dimana? Eomma sedang sibuk ya? Kenapa tidak pernah menelepon kita?” terucap polos dari gadis kecil itu.
Appanya hanya balas menatap lalu tersenyum, dan sekarang matanya basah mengeluarkan air.
“Appa kenapa menangis? Appa jangan menangis.” Katanya sambil mengusap pipi appanya dengan muka bersalah.
“Ani putri appa yang cantik. Eommamu.. eommamu menunggu kita di suatu tempat yang tinggi. Dia menunggu kita disana, dan kita juga pasti akan kesana.”

Brukkkk!!
“Huaaaaaaa.” Seorang gadis kecil memekik dan menangis.
“Eun Mi~a!! tadi kan appa sudah bilang jangan berlari terlalu kencang! Jadi begini kan.”
Melihat putrinya merintih kesakitan dan malah tambah menjerit. Sang appa menggendongnya membawa masuk ke rumah.
“Appa jahat! Kenapa memarahiku?!”   
“Karena kau salah, appa sudah mengingatkanmu tapi kau tidak mau mendengarkan appa. Makanya appa memaharahimu.” Sambil mengobati luka putrinya.
Eun Mi hanya memajukan bibirnya, melipat tangannya, dan membuang muka terhadap appanya. Appanya tertawa melihat tingkah laku putrinya. Ia tak tahan tidak menarik hidung Eun Minya itu.
“Aww! Appa sakit!” sambil memegang hidung dan menatap appanya.
“Itu hukumannya, kalau kau tidak menurut lagi. Dangkkoma akan melayang.” Ancam appanya.
Eun Mi tetap saja membuang mukanya. Ia tak tahan melihat wajah appanya itu, lihat saja kalau aku sudah besar kkoming akan melayang!

“Eun Mi~a apa kau lapar?”
“Eo! Aku sangat lapar.”
“Kalau gitu aku akan memasakkannya untukmu!”
“Jeongmalyo? Appa dan eommamu kemana?”
“Mereka kan sedang belanja sama appamu Eun Mi~a.”
“Aa~ geude, ayo kita masak!” mereka berlari ke dapur.
**
Pintu terbuka terdengar suara mencari nama Eun Mi dan Ryeo Na. Ketiga orang itu mencari anak kesayangan mereka. Eomma Ryeo Na mencari mereka dan sampai ke dapur, tiba-tiba dia memekik kaget melihat dapurnya seperti habis terkena badai.
“Yeobo? Wae??” Tanya Ryeowook panik setengah mati setelah mendengar pekikan istrinya.  Ryeowook dan Yesung segera berlari ke arah istri Ryeowook dan mendapati seluruh dapur hancur lebur.
“Eun Mi!!!!!! Ryeo Na!!!!!!” kedua pria itu berteriak setelah mengetahui siapa pelakunya.


Secerca mentari menusuk bola matanya yang ingin tidur lebih lama lagi, sayangnya matanya tidak bisa menutup lama karena suara memekik appanya. Ia sudah berkeras tidak ingin bangun dan merekatkan selimutnya dan berusaha menutup telinganya. Tetapi hasilnya nihil, Yesung menarik selimutnya dan mulai bernyanyi lagi, sebenarnya bukan bernyanyi tapi marah-marah lebih tepatnya. Pagi-pagi begini sudah bernyanyi yang false bagaimana telingaku akan bertahan hidup appa!
Pada akhirnya aku menyerah juga, dan sekarang aku bangun appa! Jangan bernyanyi lagi! Rutukku. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, membuka mulut selebar mungkin, dan meregangkan otot-otot lenganku. Tadi malam mimpi yang sama, sudah 3 hari ini mimpi tentang appa terus.
Selama 16 tahun ini yang aku tahu hanya appa saja yang membangunkanku, yang memarahiku juga selalu appa. Aku heran kenapa dulu dia bisa jadi superstar, dia kan aneh. Aku tahu dia punya suara yang sekali didengar sudah merinding, aku senang jika appa bernyanyi untukku. Tapi suaranya itu tidak menurun padaku yang diturunkannya malah dance octopusnya itu. Jangan salah dulu aku dan appa sering melakukannya. Bahkan aku rasa aku yang lebih hebat -__-




Tinggal 1 bulan lagi olimpiade kejuaraan lari tingkat nasional! Mulai dari sekarang harus latihan keras.
Eun Mi memantapkan kakinya berlari kecil di sekitar rumahnya ketika matahari akan terlelap. Sesekali dia mengelap keringatnya dengan handuk yang ada di lehernya kemudian dia terus berlari kecil.  
Yesung duduk di luar rumah sambil memegang air botol mineral dan sesekali dia melihat ke arah kiri dan kanan jalan. Ya, ia menunggu gadis kecilnya itu pulang dengan selamat lalu ia ingin memberikan botol itu pada anaknya dan membayangkan betapa puasnya dia minum air dari botol itu.
Tak lama kemudian dia melihat dua sosok, yang satu terlihat seperti menggendong seseorang, dan yang sedang digendong itu terlihat seperti Eun Mi. Eun Mi?
“Eun Mi-a!! apa yang terjadi denganmu?” Yesung segera berlari mendekati kedua orang itu.
“Ani appa, aku hanya terjatuh dan kakiku sedikit keseleo, untung tadi bertemu dengan Jung Shin oppa.”
“Kau ini bagaimana bisa jatuh? Padahal kau hanya jogging. Kau harusnya lebih berhati-hati lagi!” jelas appa mulai menceramahiku.
“Aa~ Jung Shin jeongmal gomawo kau menggendong anakku yang berat ini ya, sekarang turunkan saja dia.” Kata appa sedikit melirikku dan tersenyum pada Jung Shin oppa.
“A~ gwencana ahjussi, biar kugendong dia sampai rumah.”
“Ani, dia ini kuat. Dia hanya mencari alasan supaya bisa digendong olehmu.”
Aku melirik tajam pada appa, appa ini ingin mempermalukanku di depan Jung Shin oppa?!
“Oh, geude. Hahaha, baiklah ahjussi.” Akhirnya Eun Mi diturunkan oleh Jung Shin dan melihat senyum kemenangan appanya.
 Lihat saja nanti aku tidak akan makan malam!


“Eun Mi-a kenapa kau tidak makan?” Tanya appa padaku.
Aku hanya diam saja dengan tampang cemberut, tidak menyentuh nasiku sama sekali meskipun aku sedang kelaparan.
“Baiklah kalau kau tidak mau makan. Appa akan menyimpan makanan ini, kalau kau lapar ambil saja di kulkas ya.” Appa masih melanjutkan makannya.
Dengan tidak berpikir panjang Eun Mi bangkit dari kursinya. Dan langsung menaiki tangga.
“Aku mau tidur.” Katanya diiringi langkah kaki menuju tangga.
“Dasar anak itu, lihat dia mirip sekali denganmu.” Kata Yesung berkata sendiri lalu melanjutkan makannya.    

Kruyukkk~. Suara dentaman merdu yang berasal dari perut gadis yang sedang mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Ia masih saja mencoba untuk tidur tapi rasa lapar menghalanginya untuk tidur.
Sialan, seharusnya tadi aku makan sedikit. Aku lapar sekali.
Apa appa sudah tidur?
Eun Mi menuruni tangga dengan hati-hati, jangan sampai ia membangunkan appanya itu. Lampu dapur sudah gelap dan lampu kamar appa sudah gelap, berarti dia sedang mendengkur. Baiklah sekarang aku akan makan.
Eun Mi mengeluarkan semua makanan yang ada di kulkas, dia sangat bersemangat. Tapi tiba-tiba sebuah bayangan terbesit di matanya. Kenapa lampu teras belum mati? Apa ada orang diluar? Atau jangan-jangan pencuri? Kini pikirannya sudah menjadi-jadi. Perasaannya tiba-tiba menjadi kalut. Ia ingin membangunkan ayahnya tapi ada pikiran yang membuat dirinya tidak jadi membangunkan appanya. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan sendiri mendekati teras rumah. Ia sedikit takut, setelah terus mendekat perasaannya semakin takut, jantungnya berdebar-debar. Dan tongkat baseball sudah tersedia di tangannya. 

to be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar